Polyester
Polyester
ditemukan pertama kali pada tahun 1953 oleh E.I du Pont de Nemours di USA .
Polyester terbuat dari butiran plastik (chips) dan mengalami suatu
proses kimiawi yang panjang, dari pembuatan benang sampai menjadi bahan
kain.
Ciri dan
karakteristik polyester, antara lain adalah :
ØBahan terasa panas dibadan
ØTidak menyerap keringat Apabila kulit anda sensitive dan
bermasalah, dianjurkan supaya tidak memakai bahan pure polyester karena
akan memperparah kondisi kulit.
Ø Noda minyak dan noda makanan susah
dihilangkan dari pakaian
Ø Tahan direndam dalam air lebih dari 3 jam
Bahan polyester
memiliki daya tahan yang kuat. Kelemahannya adalah karena sifat bahan
terasa panas dibadan.
Untuk menghindari
sifatnya yang panas, para produsen tekstil melakukan pencampuran dengan
viscose, dengan cotton atau dengan linen dan dengan bahan lainnya.
Linen
Linen merupakan
bahan kain tertua didunia dan sudah dipakai sejak Zaman Batu (Stone
Age). Bahan dasarnya terbuat dari sejenis pohon rami
Ciri dan
karakteristik Linen, antara lain adalah :
Ø Bahannya kaku dan dingin
Ø Permukaan kain agak kasar
Ø Menyerap keringat
Ø Kekuatannya empat kali lebih kuat dari
katun
Ø Rentan terhadap jamur
Ø Kain akan rusak apabila direndam lebih
dari 1 jam
Ø Tahan terhadap panas sampai 450 0 F
Bahannya yang
kaku dan dingin, maka linen sangat pas untuk produk – produk casual wear
dan dresses
Sutera
Sutera ditemukan
pada 2640 B.C (sebelum tahun masehi) di China. Bahan dasarnya adalah
kepompong. Secara lengkap, asal usul dan proses pemeliharaan dan
pembuatan sutera adalah sebagai berikut :
Satu sore Permaisuri
His Ling Shih dari kerajaan China asik menikmati
secangkir the panas dibawah keteduhan pohon mulberry. Putri yang hidup
2640 sebelum masehi ini dikejutkan dengan jatuhnya kepompong ulat sutera
ke dalam cangkir teh.
Beberapa
detik kemudian kekagetannya berubah menjadi kekaguman melihat kehalusan
serat yang terurai dari kepompong tersebut. Permaisuripun meminta para
dayang mengumpulkan lebih banyak kepompong yang kemudian diternakkan dan
ditenun secara rahasia di balik tembok istana hingga 3000 tahun
berikutnya.
Walaupun
hukuman mati dikenakan pada mereka yang membawa telur ulat sutera
keluar China ,
pada abad enam Masehi dua orang biksu berhasil menyelundupkan bibit
pohon mulberry beserta telur ulat sutera. Tak pelak beberapa negara lain
mulai memproduksi dan memperjualbelikan kain sutera. Antara lain India ,
Jepang dan Perancis.
Mengingat
sejarahnya, setiap kali bicara soal sutera kita pasti teringat pada
negeri China .
Tak heran jika dikalangan komunitas mode Paris , bahkan dunia, sutera dikenal
dengan sebutan Crepe de Chine, Crepe dari Cina.
Kini
sutera dapat diproduksi di seluruh dunia. Hanya saja kualitas suteranya
berbeda – beda tergantung jenis ulat yang memproduksi kepompong. Ulat
sutera yang diternakkan (Cultivated) di sericulture (peternakan ulat
sutera) diberi makan daun mulberry yang dipercaya membantu pembentukan
liur ulat yang bening. Dengan begitu kepompongnya menghasilkan serat
yang sangat tipis dan mengkilat.
Dari
sebuah kepompong dapat dihasilkan serat sutera yang panjangnya mencapai
ribuan meter. Warna asli serat sutera pun beragam, seperti putih,
cream, kuning dan kecoklatan. Cultivated silk menghasilkan kain sutera
yang halus dan mengkilat permukaannya seperti brocade, chiffon, habutae,
tafetta dan organdi.
Jenis
ulat lain adalah ulat sutera liar atau tussah yang hidup di hutan.
Karena ulat jenis ini memakan daun pohon oak dan daun – daun liar yang
terdapat dihutan, serat yang dihasilkan kepompong ini tidak sehalus dan
semengkilat cultivated silk. Warnanya pun cenderung kecoklatan. Kain
sutera yang dihasilkan tussah silk pun memiliki tekstur yang sedikit
kasar dan berserat (slubby), seperti shantung dan Dupont.
Dalam
4 – 6 hari ulat sutera (Bombyxmori) dapat bertelur lebih dari 500 telur
lalu mati. Berat 100 telur hanya 1 gram. Satu ons telur berasal dari
sekitar 30.000 ulat sutera yang mengkonsumsi 1 ton daun mulberry dan
menghasilkan sekitar 6 kg serat sutera. Karena produksi tussah tidak
dapat diprediksi, kebanyakan produser sutera masih mengandalkan
cultivated silk.
Dua
hal yang harus diperhatikan untuk mendapatkan sutera berkualitas, yaitu
mencegah penetasan larva dan menjaga ketersediaan jumlah daun mulberry
yang dikonsumsi ulat sutera. Sebagai gambaran dibawah ini diceritakan
secara singkat proses produksi serat sutera :
1. Telur disimpan pada suhu 65 0F
dan secara berangsur dinaikkan sampai 77 0F. Setelah
menetas, ulat diberi irisan daun mulberry segar setiap setengah jam
dengan tetap menjaga temperaturnya. Ribuan ulat sutera ini diletakkan
saling menumpuk dalam satu tempat. Dalam waktu satu bulan berat mereka
akan berlipat 10.000 kali. Mereka juga berganti kulit dan warna.
2. bayi – bai ulat terus diberi makan
hingga mereka siap menjadi kepompong. Selama masa pertumbuhan mereka
harus dijauhkan dari suara bising, bau yang mnyengat seperti ikan dan
bahkan bau keringat. Saat memiliki kepompong, ulat sutera mengeluarkan
liur seperti jelly yang membuat serat – serat sutera menempel satu sama
lain. Ulat sutera menghabiskan waktu 3 – 4 hari untuk menggulung diri
sampai berbentuk bola putih.
3. setelah 8 – 9 hari berada ditempat
yang hangat, kepompong di kukus atau di panggang agar ulatnya mati. Lalu
kepompong dicelupkan ke dalam air panas guna memisahkan serat – serat
yang menyatu. Selanjutnya serat dipintal menjadi benang yang siap
diproses menjadi benang tenun atau sulam.
Sutera
dengan segala kehalusannya membutuhkan cara perawatan khusus untuk
menjaga keawetan kain atau busana.
Dibawah
ini ada beberapa tips bagaimana seharusnya kita merawat sutera :
1. Segera cuci sutera yang terkena
keringat, sebab bila dibiarkan, asam dan garam dalam keringat akan
membuat sutera menjadi kuning.
2. hindari menjemur sutera dibawah
sinar matahari langsung. Cukup diangin – anginkan ditempat teduh untuk
mengeringkannya sehabis dicuci
3. sutera hanya bisa dicuci dengan
tangan. Jangan menggunakan mesin cuci karena akan merusak kehalusan
seratnya.
4. gunakan jasa dry cleaner bila anda
tidak mempunyai waktu untuk mencuci. Perchlorothelyne yang digunakan
pada proses dry cleaning cukup aman bagi sutera
5. balik busana saat menyeterika
sutera. Gunakan temperatur rendah. Bila perlu alasi bagian yang
diseterika dengan kain lain.
Sutera banyak
disukai karena jenis bahannya yang lembut hingga diidentikkan dengan
wanita dan cinta.
Ciri dan
karakteristik Sutera antara lain adalah :
Ø Sangat lembut dikulit, glamours dan
bahannya jatuh (flowing)
Ø Menyerap keringat
Ø Untuk perawatan, baju harus di dry
cleaning supaya kualitas warna dan kekuatan bahan bertahan lama
Ø Sangat rentan terhadap ngengat
Ø Dalam proses pencucian tidak menggunakan
kaporit
http://abikover.multiply.com/journal/item/10?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
Tidak ada komentar:
Posting Komentar